Musa, Saksi Keadilan Tuhan

|
Suatu saat Musa bermunajat kepada Tuhannya di bukit Thursina. Diantara munajat yang dilantunkannya adalah, "Ya Allah tunjukkanlah keadilanMu kepadaku!" Allah kemudian memberinya petunjuk kepada Musa agar menuju ke sebuah mata air,"Bersembunyilah engkau di dekat mata air itu, dan saksikanlah apa yang akan terjadi, dan Jika Aku menampakkan keadilanKu kepadamu, janganlah kau tergesa gesa menyalahkanKu".

Musa pergi menuju mata air yang ditunjukkan kepadanya. Dia naik ke sebuah bukit dan bersembunyi. Tidak lama kemudian datanglah seorang penunggang kuda. Dia turun dari kudanya, mencuci muka, dan melepaskan dahaga di mata air tersebut, dia meletakkan perbekalannya dan sebuah kantong berisi uang 1000 dinar di tepi mata air tersebut.

Setelah selesai melepaskan penatnya, penunggang kuda ini lalu meninggalkan mata air itu dengan terburu buru sehingga dia lupa dengan barang2 bawaannya termasuk uang yang 1000 dinar tadi. Tidak lama kemudian datang seorang anak kecil untuk meminum air dari mata air tersebut. Ketika didapatinya ada sebuah kantong ditinggalkan di tepi mata air diapun mengambilnya dan langsung pergi.

Setelah anak kecil itu pergi, kemudian datanglah seorang kakek buta yang juga berniat melepaskan lelah di mata air itu, belum puas dia bersantai di sana ternyata si penunggang kuda tadi kembali dengan niat mengambil kantong uang nya yang ketinggalan. Dia tidak menemukan kantongnya, yang ada hanya seorang kakek buta yang duduk2 persis di tempat dia kehilangan kantong dinarnya.

Tanpa pikir panjang, penunggang kuda ini langsung menuduh si kakek buta telah mencuri kantongnya, kakek buta yang merasa tidak tahu apa2 tentu saja menolak tuduhan tersebut, akhirnya mereka mulai bersitegang dan puncaknya si kakek buta itu akhirnya jatuh tersungkur dan mati seketika setelah di hantam si penunggang kuda.

Nabi Musa yang tidak sabar kemudian memohon petunjuk kepada Tuhannya, "Ya Allah sungguh saya tidak sabar dengan apa yang saya saksikan, namun hamba yakin Engkau Maha Adil, jelaskanlah kepadaku". Tidak lama kemudian jibril datang dan memberi penjelasan kepada Musa tentang peristiwa yang baru saja terjadi.

Jibril menyebutkan bahwa anak kecil yang mengambil kantong dinar itu sebenarnya adalah mengambil apa yang memang menjadi haknya. Dulu ayahnya pernah bekerja pada si penunggang kuada itu namun tidak dibayar secara zalim. Jumlah yang harus dibayarkan kepada ayah anak itu adalah sejumlah uang di dalam kantong tersebut. Adapun kakek buta yang di bunuh oleh penunggang kuda itu adalah orang yang membunuh ayah anak kecil tadi sebelum mengalami kebutaan.

0 comments: